Minggu, 20 Januari 2013

KEUTAMAAN MAULID NABI (2)



KEUTAMAAN MAULID
 (2)

قَالَ عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ كَانَ بِمِصْرَ رَجُلٌ يَصْنَعُ مَوْلِدًا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ عَامٍ
Syeikh Abdul Wahid bin Ismail bercerita, bahwa di Mesir dahulu, ada seorang laki-laki  yang setiap tahun mengadakan peringatan Maulid  Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam.

وَكَانَ إِلَى جَانِبِهِ رَجُلٌ يَهُوْدِيٌّ فَقَالَتْ لَهُ زَوْجَةُ الْيَهُوْدِيِّ مَا بَالُ جَارِنَا الْمُسْلِمِ يُنْفِقُ مَالًا جَزِيْلًا  فِيْ مِثْلِ هَذَا الشَّهْرِ فَقَالَ لَهَا زَوْجُهَا إِنَّهُ يَزْعُمُ أَنَّ نَبِيَّهُ قَدْ وُلِدَ فِيْهِ وَهُوَ يَفْعَلُ ذَلِكَ فَرْحَةً بِهِ  وَكَرَامَةً لِمَوْلِدهِ
Disebelah laki-laki tadi, ada tetangganya yang beragama Yahudi, Isteri Yahudi ini berkata kepada suaminya: “Mengapa, tetangga kita yang muslim itu, setiap bulan ini (Rabi’ul Awwal) membelanjakan harta yang banyak?” Suami Yahudi itu menjawab: “Itu adalah karena dia beranggapan bahwa dalam bulan inilah nabinya dilahirkan, dia melakukan hal tersebut karena senang dengan nabinya, dan memuliakan hari kelahirannya.”

قَالَ فَسَكَتَا ثُمَّ نَامَا لَيْلَتَهُمَا فَرَأَتْ اِمْرَأَةُ الْيَهُوْدِيِّ فِي الْمَنَامِ  رَجُلًا جَمِيْلا جَلِيْلًا عَلَيْهِ مَهَابَةٌ وَتَبْجِيْلٌ وَوَقَارٌ قَدْ دَخَلَ بَيْتَ جَارِهِ الْمُسْلِمِ وَحَوْلَهُ جَمَاعَةٌ مِنْ أَصْحَابِهِ وَهُمْ يُبَجِّلُوْنَهُ وَيُعَظِّمُوْنَهُ
Syeikh Abdul Wahid bin Ismail melanjutkan ceritanya:
Kedua suami isteri pun diam, kemudian keduanya tidur. Dalam tidurnya, isteri Yahudi itu bermimpi ia melihat ada seorang laki-laki yang begitu tampan dan agung, berwibawa dan sangat dimuliakan memasuki rumah tetangganya yang Muslim itu. Dan di kanan kiri laki-laki tersebut ada serombongan dari sahabatnya. Mereka mengormati dan mengagungkan laki-laki tersebut

فَقَالَتْ لِرَجُلٍ مِنْهُمْ مَنْ هَذَا الرَّجُلُ الْجَمِيْلُ الْوَجْهِ فَقَالَ لَهَا هَذَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ هَذَا الْمَنْزِلَ لِيُسَّلِمَ عَلَى أَهْلِهِمْ وَيَزُوْرَهُمْ لِفَرْحِهِمْ بِهِ فَقَالَتْ لَهُ هَلْ يُكَلِّمُنِيْ إِذَا 
كَلَّمْتُهُ فَقَالَ لَهَا نَعَمْ

Wanita itu pun bertanya kepada  pada salah seorang diantara anggota rombongan itu:  “Siapa laki-laki yang tampan ini ?”
Orang itu menjelaskan bahwa itulah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Beliau masuk kerumah ini untuk mengucapkan salam kepada penghuni rumah ini dan menemui mereka  yang telah menunjukkan rasa suka-cita mereka atas kelahiran beliau.
Wanita Yahudi itu pun berkata lagi, “Maukah orang itu berbicara denganku apabila aku mengajaknya bicara ?”, laki-laki tadi menjawab: “Sudah tentu beliau mau”.

فَأَتَتْ إِلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ لَهُ يَا مُحَمَّدُ فَقَالَ لَهَا لَبَّيْكِ فَقَالَتْ لَهُ أَتُجِيْبُ لِمِثْلِيْ بِالتَّلْبِيَةِ وَأَنَا عَلَى غَيْرِ دِيْنِكَ وَمِنْ أَعْدَائِكَ فَقَالَ لَهَا وَالَّذِيْ بَعَثَنِيْ بِالْحَقِّ نَبِيًّا مَا أَجَبْتُ نِدَائَكِ حَتَّى عَلِمْتُ أَنَّ اللهَ قَدْ هَدَاكِ فَقَالَتْ إِنَّكَ لَنَبِيٌّ كَرِيْمٌ، وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ، تَعِسَ مَنْ خَالَفَ أَمْرَكَ، وَخَابَ مَنْ جَهِلَ قَدْرَكَ، اُمْدُدْ يَدَكَ، فَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّكَ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Wanita Yahudi itu pun lantas mendekati Nabi Muhammad dan menyapanya: “Wahai Muhammad !” , lantas Nabi pun menjawab: “LABBAIKI (aku sambut panggilanmu) “.
 Wanita itu pun berkata: ” Engkau menjawab orang sepertiku dengan TALBIYAH, sedangkan aku bukan mengikuti agamamu, dan akupun termasuk salah satu musuh-musuhmu.”
Nabipun bersabda kepadanya: “Demi Dzat Yang telah mengutusku dengan haq menjadi Nabi, aku tidak menjawab panggilanmu sehingga aku mengerti bahwasanya Allah telah memberi hidayah atasmu.”
Wanita itupun berucap: “Sesungguhnya tuan memang benar seorang Nabi yang mulia yang berpribadi agung, celakalah orang yang menselisihi perintahmu, dan merugilah orang yang tidak mengerti pangkatmu. Ulurkanlah tanganmu, aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah, shallallaahu ‘alaihi wasallam.”

ثُمَّ إِنَّهَا عَاهَدَتِ اللهَ فِيْ سِرِّهَا أَنَّهَـا إِذَا أَصْبَحَـتْ تَتَصَدَّقُ بِجَمِيْعِ مَا تَمْلِكُهُ وَتَصْنَعُ مَوْلِدًا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْحَةً بِإِسْلَامِهَا وَشُكْرًا لِلرُّؤْيَا الَّتِيْ رَأَتْهَا فِيْ مَنَامِهَا

Dalam hatinya, wanita itu berjanji kepada Allah,berniat bahwa nanti besok pagi, ia akan bersedekah dengan seluruh harta yang ia miliki dan melaksanakan jamuan untuk memperingati Maulid Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, sekaligus sebagai perwujudan rasa syukur atas keIslamannya dan mimpinya malam itu.

 فَلَمَّا أَصْبَحَتْ رَأَتْ زَوْجَهَا قَدْ هَيَّأَ الْوَلِيْمَةَ وَهُوَ فِيْ هِمَّةٍ عَظِيْمَةٍ فَتَعَجَّبَتْ مِنْ أَمْرِهِ وَقَالَتْ لَهُ: مَالِيْ أَرَاكَ فِيْ هِمَّةٍ صَالِحَةٍ ؟ فَقَالَ لَهَا: مِنْ أَجْلِ الَّذِيْ أَسْلَمْتِ عَلَى يَدَيْهِ اَلْبَارِحَةَ، فَقَالَتْ لَهُ: مَنْ كَشَفَ لَكَ هَذَا السِّرَّ الْمَصُوْنَ وَمَنْ أَطْلَعَكَ عَلَيْهِ ؟ فَقَالَ اَلَّذِيْ أَسْلَمْتُ بَعْدَكِ عَلَى يَدَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَهُوَ الْمُشَفَّعُ غَدًا فِيْمَنْ يُصَلِّيْ وَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ

(Akan tetapi, diluar dugaan, begitu bangun pagi)  ia melihat suaminya sudah sibuk untuk menyiapkan suatu perjamuan, ia begitu rajin dan serius.
Wanita itupun  heran dengan apa yang dilakukan suaminya seraya berkata: “Ada apa gerangan kulihat engkau begitu sibuk dan bersemangat pagi ini ? si suami menjawab, “Karena orang yang kau lihat malam tadi, yang mana engkau masuk islam dihadapan beliau.”
Dia bertanya kepada suaminya:  “Siapa gerangan yang telah membukakan engkau rahasia ini (ihwal impiannya) dan memperlihatkannya kepada engkau ?”
 Si suamipun berkata: “Yaitu Nabi Muhammad, yang mana aku masuk Islam setelah engkau dihadapan beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam. Beliaulah Nabi yang ditrerima syafaatnya kelak untuk orang yang bershalawat dan salam atas beliau.”


Sumber:
Kitab Maulid Syeikh Ahmad bin Al Qasim (terkenal dengan nama Maulid Syaraful Anam) , yang disyarahi oleh Syeikh Nawawi Al Jawi dengan nama:
Fat_hush Shamad al Alim ‘alaa Maulidisysaikh Ahmad bin al Qasim
(halaman 44-46)

Bersambung, Insya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar